Minggu, 09 Oktober 2011

Eka Ramdhani

Sungguh! Awalnya aku tak menyangka bila sang ikon itu benar-benar pergi! Awalnya aku berharap berita-berita media lokal itu hanya berisi angin kosong belaka.
Tapi kini dia memang benar-benar pergi. Mendadak, perasaan bangga itu hilang. Berubah menjadi kekecewaan yang benar-benar berat. Tapi jika kita menilik bagaimana perjuangan sang kapten kepada tim Persib Bandung. Akujadi berpikir dua kali untuk membenci beliau.

 Tak usahlah kita terlalu marah atas tindakan mengejutkannya itu. Tak perulah kita berdendam hati pada sosok panutan sepak bola bandung itu. Toh itu hanya awal dari sederetan peristiwa-peristiwa yang memang harus terjadi adanya. Jadi terimalah apa adanya.
Simpan saja kenangan manis kita ketika kita masih menjadi pengidola beliau. Jangan terhapus oleh perasaan sedih dan kecewa yang bisa membuat kita menjadi saling dendam. Jangan sampai amarah itu kita lontarkan kepadahal-hal yang tak ada sangkut pautnya. Toh, kita juga belum tahu bagaimana sikap kita jika kita berada di posisi beliau. Mungkin lebihbaikkah, atau lebih buruk. Kita harus maklum satu sama lain. toleran yang memang sudah menjadi panutan kita harus kita tegakkan. Mari kita tunjukan jiwa fairplay dalam menghadapi perasaan ini. Tunjukanlah rasa persatuan kita. Sebab dimanapun sang kapten itu berada, ia tetap harus kita jadikan contoh yang baik.

Selamat jalan kapten, semoga kau berhasil menggapai mimpi-mimpimu. Do'a kami slalu ada untukmu.